fixedbanner

Thursday, April 13, 2017

Presiden Trump & Putin Terlibat Perang Mulut

Putin Dan Trump Memanas
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan kepercayaan antara negaranya dan Amerika Serikat memburuk sejak Presiden Trump menjabat. Peryataan-pernyataan mereka menunjukkan jurang yang dalam mengenai konflik di Suriah.

inilah beberapa serangan yang dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

'Binatang' Donald Trump mengatakan Rusia mendukung "binatang" ketika merujuk pada dukungan Rusia untuk Presiden Surah Bashar al-Assad.

Pernyataan ini dikelurakan menyusul serangan yang diduga sebagai serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun, Provisi ldlib, yang dikuasai pemberontak di Suriah utara pekan lalu.

Militer Suriah dengan dukungan Rusia dilaporkan melakukan serangan dengan gas beracun tetapi kubu Suriah dan Rusia menegaskan gas beracun timbul karena serangan militer Suriah menghantam gudang persenjataan pemberontak.

"Kita melihat anak-anak yang cantik dan tampan meninggal dunia di pangkuan ayah mereka, atau anak-anak yang mengalami kesulitan bernafas dan kita tahu... mereka meninggal,"kata Trump.

Korban Keracunan Gas Kimia (Anak Kecil)
"Terus terang, Putin mendukung seorang yang benar-benar jahat... jika Rusia tidak masuk ke Suriah dan mendukung binatang ini, maka masalah ini tidak akan timbul." tambah Trump.

Namun Presiden Putin menolak tudingan bahwa Suriah berada di balik serangan senjata kimia dengan mengatakan Suriah sudah menyerahkan persenjataan kimia.

"Mana buktinya bahwa pasukan Suriah menggunakan senjata kimia. Tidak ada," tegasnya.

Sebaliknya Putin mengecam serangan rudal yang dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap pangkalan udara Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan gas beracun di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib.

"Tetapi terjadi pelanggaran hukum internasional. Itu jelas bukti nyata."

Sebelumnya diharapkan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dengan Rusia, di bawah pemerintahan Presiden Trump, akan membaik. Namun menurut Presiden Putin, yang justru sebaliknya.

"Kita dapat mengatakan bahwa tingkat kepercayaan di tataran kerja, terutama di tataran militer, belum membaik, tetapi justru memburuk."

Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan) dan Menlu AS Rex Tillerson (kiri)
Perang kata-kata tersebut dilontarkan oleh presiden AS dan Rusia sebelum Putin menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson di Moskow pada Rabu (12/04).

Usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pembicaraan dengan Tillerson berlangsung terus terang dan berbobot.

Dikatakannya topik-topik tertentu menjadi bom waktu yang di wariskan dari pemerintahan mantan Presiden Barack Obama.

Disisi lain Tillerson menegaskan dua negara yang mempunyai kekuatan nuklir tersebut tidak seharusnya mempunyai hubungan seburuk ini.

0 comments:

Post a Comment